20 April 2011

3 Alasan Mengapa Opini Mahasiswa Layak Cetak

Memilih menjalani hidup sebagai mahasiswa, artinya memilih untuk masuk ke dalam dunia tanpa koma, dimana hampir setiap titik kehidupan akan dipenuhi dengan tuntutan untuk banyak membaca, untuk banyak mengetahui tentang banyak hal, untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu, tentunya harapan bangsa ini menuntut para mahasiswa untuk selalu menghasilkan hal yang positif dari otak para mahasiswa. Pada saat mahasiswa diminta untuk membuat opini atau tergugah hatinya untuk membuat suatu opini, tentu saja hal ini bukan sesuatu yang sulit karena siapapun bisa membuat opini, tidak sulit dan tidak akan merusak hidup, sepanjang opini yang dikeluarkan memiliki dasar yang kuat dan beretika, mengapa saya berani berkata bahwa membuat opini itu tidak sulit? Mari kembali kepada pengertian opini, merujuk pada kamus bahasa Indonesia, opini adalah “pendapat, pikiran, atau pendirian”, iya, sesederhana itu, sama sederhananya dengan apa yang kita lakukan setiap hari, memberi opini pada berbagai materi dan peristiwa yang kita terima dari alat indera kita.
Menyampaikan opini bisa dengan berbagai cara melalui berbagai media, bisa secara lisan atau tulisan, secara langsung maupun tidak langsung, salah satu media yang memungkinkan opini bisa dibaca oleh banyak orang adalah koran, koran merupakan media cetak tempat para pemilik opini dapat menyampaikan opininya dengan harapan agar banyak orang mengetahui opininya, dengan berbagai konsekuensi tentunya, baik berupa konsekuensi positif, dimana banyak orang setuju dengan opini tersebut dan bahkan dapat tergiring opininya oleh opini yang ada dikoran, namun efek negatif juga bisa diterima oleh sang pembuat opini dimana banyak orang tidak setuju dengan opini tersebut yang mungkin dapat membahayakan sang penulis opini, oleh karena itu dalam penerbitan sebuah tulisan di koran, para pemangku kepentingan akan memikirkan secara matang opini seperti apa yang akan mereka terbitkan, khususnya pada koran dengan tujuan komersil, oleh karena itu tidak semua opini yang masuk pada redaksi dapat menjadi konsumsi publik.
Di tengah kebebasan berpendapat saat ini, mahasiswa dengan berbagai disiplin ilmu dan banyak macam tulisan yang pernah dibaca dan diproses dengan baik pada otak mereka memiliki potensi yang sangat besar dalam hal penulisan opini di koran. Dari potensi itu mahasiswa akan mampu memberikan konsumsi segar bagi para pembaca koran yang menginginkan opini mengenai berbagai isu yang berkembang yang disajikan secara independen, lugas, dan memiliki nilai tambah.
Lalu apa yang istimewa dari opini mahasiwa di koran, pertama, mahasiswa memiliki idealisme yang masih murni tanpa tendensi apapun, semua yang keluar dari isi kepala mahasiswa dapat memberikan sudut pandang Idealis yang bebas kepentingan, para mahasiswa hanya ingin memberikan opini mengenai berbagai macam isu berdasarkan suara hati nurani dan menyuarakan kebenaran berdasarkan banyaknya referensi yang mereka baca dan keahlian analisa dari sudut pandang akademik yang tajam. Kedua, mahasiwa adalah kaum intelektual yang dengan tekat dan niat tulus dapat mencapai pendidikan tinggi dan mampu menyerap banyak referensi untuk memberikan opini mengenai suatu isu tertentu, dengan pendidikan tinggi dan intelektualitas yang mengedepankan aspek positif ini, diharapkan opini yang dihasilkan juga akan berkualitas, berbobot, dan memiliki nilai tambah bagi pembacanya.
Ketiga, sebagaimana para pemuda pada umumnya, mahasiswa dalam memberikan opini dapat lebih lugas ditengah kegemaran berbasa basi masyarakat jika memang dituntut untuk menjadi lugas pada suatu isu, namun kelugasan ini disertai dengan dasar yang kuat dan pemikiran yang mendalam dengan intelektualitas yang tertanam pada otak mahasiswa, kelugasan ini sering dipahami dengan istilah “kritis”, opini yang bersifat kritis dapat memberikan kontribusi positif, sifat kritis ini merupakan bagian tak terpisahkan dari mahasiswa sebagai agent of change dan moral force yang sangat dibutuhkan dalam sebuah bangsa.
Sekarang mari bicara tentang etika. Seiring dengan semakin tingginya Intelektualitas yang tersirat dalam opini yang diberikan oleh mahasiswa, etika merupakan faktor penting yang tidak dapat dipisahkan, walaupun etika ini tidak memiliki aturan tertulis, namun setiap opini yang dibagikan dengan orang lain harus memperhatikan aspek kepantasan sebagai bagian dari etika, untuk masalah etika sepertinya tidak perlu dibahas secara panjang lebar, karena mahasiswa sebagai kaum intelek tentunya sudah sangat paham mengenai etika.
Jadi, mahasiswa beropini di koran bukanlah hal yang tidak mungkin, yang diperlukan hanyalah menggali potensi yang sudah tertanam dan berani menyampaikannya.

1 komentar: